Bisnis
Riger  

Mengetahui Istilah Delisting yang Penting untuk Investor

Sebagai seorang investor, Anda tentu harus memahami terlebih dahulu perusahaan yang akan menjadi target investasi Anda. Beberapa kondisi yang perlu Anda tahu diantaranya kondisi keuangan perusahaan, alasan delisting, prospek perusahaan, risiko investasi, dan sebagainya. Dengan memahami kondisi-kondisi ini, seorang investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan meminimalkan risiko investasi yang mungkin terjadi. Namun, apa itu delisting? untuk mengetahuinya, yuk simak penjelasan dibawah ini.

 

Apa Itu Delisting?

Delisting adalah proses di mana suatu perusahaan yang terdaftar di bursa saham dihapuskan dari daftar perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham tersebut. Delisting dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti karena perusahaan tersebut tidak memenuhi persyaratan untuk tetap terdaftar di bursa saham, atau karena perusahaan tersebut memutuskan untuk tidak lagi menjual sahamnya di bursa saham.

Delisting dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi perusahaan dan investor. Misalnya, jika perusahaan dihapuskan dari bursa saham, saham perusahaan tidak lagi dapat diperdagangkan secara publik, dan investor mungkin kesulitan untuk menjual saham mereka atau menemukan informasi tentang perusahaan tersebut. Delisting juga dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan dapat menjadi sinyal negatif bagi pasar dan investor.

Saham delisting adalah saham dari perusahaan yang telah dihapuskan dari daftar perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham. Saat sebuah perusahaan delisting, sahamnya tidak lagi diperdagangkan secara publik dan biasanya dihapuskan dari bursa saham tempat saham tersebut terdaftar.

Saham delisting dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi investor. Misalnya, jika seorang investor memegang saham dari perusahaan yang delisting, mereka mungkin akan mengalami kesulitan untuk menjual saham mereka atau mendapatkan informasi tentang perusahaan tersebut. Saham delisting juga cenderung memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan harga saat masih terdaftar di bursa saham, karena kurangnya likuiditas dan ketidakpastian terkait masa depan perusahaan.

Bagi perusahaan yang mengalami delisting, proses ini dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan citra mereka di pasar. Ini dapat mempengaruhi akses perusahaan terhadap pembiayaan dan juga bisa menjadi sinyal bagi para investor dan pasar tentang masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

Jenis Delisting

Ada beberapa jenis delisting, antara lain:

  1. Voluntary delisting: Jenis delisting ini terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk menghapuskan saham mereka dari bursa saham dengan sukarela. Alasan umum untuk voluntary delisting adalah agar perusahaan dapat beroperasi secara pribadi atau untuk alasan strategis lainnya.
  2. Involuntary delisting: Jenis delisting ini terjadi ketika bursa saham menghapuskan saham perusahaan dari daftar perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bursa saham, seperti mempertahankan tingkat keuangan tertentu atau memberikan informasi yang cukup kepada publik.
  3. Delisting akuisisi: Jenis delisting ini terjadi ketika sebuah perusahaan diakuisisi oleh perusahaan lain dan sahamnya dihapuskan dari bursa saham. Ini terjadi ketika perusahaan yang mengakuisisi memutuskan untuk mengambil alih perusahaan dan menutup saham perusahaan yang diakuisisi.
  4. Delisting karena kebangkrutan: Jenis delisting ini terjadi ketika perusahaan bangkrut dan tidak lagi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bursa saham. Saat itu, saham perusahaan dihapuskan dari bursa saham.

Setiap jenis delisting memiliki konsekuensi yang berbeda-beda bagi perusahaan dan investor. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis delisting yang terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi nilai saham dan investasi.

Proses Relisting

Relisting adalah proses di mana sebuah perusahaan yang sebelumnya telah dihapuskan dari daftar perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham memperoleh kembali status perdananya dan kembali terdaftar di bursa saham. Proses relisting dapat terjadi jika perusahaan memenuhi kembali persyaratan yang ditetapkan oleh bursa saham, seperti memenuhi persyaratan keuangan, menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat, atau memperbaiki masalah internal yang sebelumnya menyebabkan delisting.

Relisting dapat memiliki dampak positif bagi perusahaan dan investor. Dengan relisting, perusahaan dapat memperoleh kembali akses ke pasar modal dan memperoleh sumber pembiayaan yang lebih besar. Ini dapat membantu perusahaan untuk tumbuh dan berkembang, serta meningkatkan nilai saham mereka. Selain itu, relisting juga dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk memperdagangkan saham perusahaan kembali di bursa saham, sehingga memungkinkan investor untuk mengambil untung dari kenaikan harga saham perusahaan jika berhasil mengatasi masalah yang sebelumnya menyebabkan delisting.

Namun, relisting juga tidak menjamin keberhasilan perusahaan dan investasi. Meskipun perusahaan telah memenuhi persyaratan untuk relisting, ada kemungkinan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis yang cermat dan menyeluruh tentang perusahaan dan potensi investasi sebelum membeli saham.

Solusi Untuk Investor

Sebagai seorang investor, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko saat terjadi delisting saham. Beberapa solusinya antara lain:

  1. Pahami alasan delisting: Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah memahami alasan delisting saham dari bursa saham. Dengan mengetahui penyebab delisting, seorang investor dapat mengevaluasi kondisi dan prospek masa depan perusahaan.
  2. Lakukan analisis fundamental: Analisis fundamental akan memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan, potensi pertumbuhan, dan risiko yang ada. Seorang investor harus mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum membeli saham perusahaan.
  3. Berinvestasi pada perusahaan yang solid: Seorang investor harus berinvestasi pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, kinerja keuangan yang solid, dan prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat membantu investor mengurangi risiko dan memperoleh hasil yang baik dari investasi mereka.
  4. Diversifikasi portofolio: Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Dengan memiliki beberapa jenis saham dalam portofolio, investor dapat mengurangi risiko dan meningkatkan peluang investasi yang menguntungkan.
  5. Lakukan monitoring terhadap investasi: Seorang investor harus terus memantau portofolio investasi mereka dan mengevaluasi kinerja perusahaan secara teratur. Dengan melakukan monitoring yang tepat, seorang investor dapat segera mengambil tindakan jika ada perubahan kondisi perusahaan atau pasar yang mempengaruhi investasi mereka.

Meskipun delisting dapat memberikan risiko bagi investor, dengan melakukan analisis yang tepat dan melakukan diversifikasi portofolio, investor dapat mengurangi risiko dan memperoleh hasil yang baik dari investasi mereka.